Ratusan remaja pekerja seks di Bangladesh menjalani hidup yang penuh
eksploitasi di kawasan kumuh Kandapara. Mereka pun minum Oradexon,
steroid yang digunakan oleh para peternak untuk menggemukkan hewan
ternak mereka. Steroid ini bisa menaikkan bobot sehingga tampak lebih
sehat dan menarik buat para pelanggan.
Hashi, pekerja seks berusia 17 tahun, mengenakan riasan wajah sambil
menunggu pelanggan di permukiman Kandapara, di Tangail, timur laut
Bangladesh, 5 Maret 2012.
Kamar pekerja seks di Faridpur, 23 Februari 2012. Dengan tinggal di
permukiman kumuh seperti ini, mereka mendapat pemasukan 300 taka (Rp 32
ribu) sampai 1000 taka (Rp 109 ribu) per hari dengan menerima 10 sampai
20 pelanggan. Banyak dari pekerja seks ini yang hidup tereksploitasi.
Mereka minum steroid Oradexon yang digunakan peternak untuk menggemukkan
hewan agar terlihat sehat buat pelanggan.
Spoiler:
Hashi, pekerja seks berusia 17 tahun, menarik pelanggan masuk ke
kamarnya sementara Maya (kiri) menunggu kedatangan pelanggan lain di
kawasan prostitusi Kandapara, di Tangail, timur laut Bangladesh. Foto
diambil 5 Maret 2012.
Hashi, pekerja seks berusia 17 tahun, berbicara dengan seorang pelanggan
sementara Maya (kiri) menunggu kedatangan pelanggan lain di kawasan
prostitusi Kandapara, di Tangail, timur laut Bangladesh. Foto diambil 5
Maret 2012.
Seorang pelanggan bercanda dengan Hashi, pekerja seks berusia 17 tahun,
di kawasan prostitusi Kandapara, di Tangail, timur laut Bangladesh. Foto
diambil 5 Maret 2012.
Seorang pelanggan berbicara dengan Hashi, pekerja seks berusia 17 tahun,
di kawasan prostitusi Kandapara, di Tangail, timur laut Bangladesh.
Foto diambil 5 Maret 2012.
Para pekerja seks yang sedang mengenakan riasan wajah untuk menarik
pelanggan di sebuah tempat prostitusi di Faridpur, Bangladesh, 22
Februari 2012.
Maya, pekerja seks usia 16 tahun, mengenakan lipstik di depan seorang
pelanggan di kamarnya yang kecil di Kandapara, Tangail, timur laut
Bangladesh, 5 Maret 2012.
Hashi, gadis 17 tahun ini berbicara dengan seorang pelanggan di Kandapara, Tangail, timur laut Bangladesh. 5 Maret 2012.
Maya yang masih berusia 16 tahun berdiri di depan pintu kamarnya yang
kecil di Kandapara, Tangail, timur laut Bangladesh, 5 Maret 2012. Ia
mendapat uang 300-500 taka sehari (Rp 32 ribu - Rp 55 ribu) dengan
menerima 15-20 tamu sehari. Anak laki-laki Maya, Halim, yang berusia 4
tahun hidup dengan orangtuanya. Maya tidak bisa menabung untuk anak
laki-lakinya karena harus membayar banyak tagihan dan utang. Kisah Maya
hanyalah satu dari ratusan remaja pekerja seks yang tinggal di
Kandapara. Mereka bahkan mengonsumsi steroid ternak agar bisa tampak
sehat bagi pelanggan. Foto ini diambil 5 Maret 2012.
Hashi yang berusia 17 tahun berdiri di Kandapara menunggu pelanggan.
Hashi bisa mendapat 800-1000 taka per hari (Rp 80 ribu - Rp 100 ribu)
dengan melayani 15-20 orang tamu.
Hashi yang berusia 17 tahun menunjukkan Oradexon, steroid ternak yang ia
konsumsi agar tampak sehat dan menarik di hadapan konsumen.
Maya, 16, minum sehabis makan siang di kamarnya yang kecil di Kandapara, Tangail, timur laut Bangladesh, 5 Maret 2012.
Seorang pekerja seks berdiri di depan kamar-kamar kecil di pinggir sungai Padma di Faridpur, Bangladesh, 23 Februari 2012.
Mukti, pekerja seks yang baru berusia 12 tahun, mengenakan riasan wajah
sebelum menerima tamu di kamarnya di Faridpur, Bangladesh, 22 Februari
2012. Mukti adalah satu dari ratusan remaja pekerja seks di Bangladesh.
Maya, 16, menunggu pelanggan di kamarnya yang kecil di Tangail, timur laut Bangladesh, 5 Maret 2012.